"BERBAGI"
Sepasang suami istri yang berusia lanjut sedang bernostalgia ke kantor pusat mereka, mengenang suka-duka ketika mereka masih aktif bekerja dahulu. Kesempatan ini rupanya dimanfaatkan mereka untuk menikmati sop buntut tersohor di kantin dalam kantor pusat itu. Kebetulan saat itu sedang jam istirahat, sehingga banyak pegawai yang santap siang disana.
Pasangan suami istri ini pun mengikuti antrian untuk memesan sop buntut. Mereka memesan satu porsi sop buntut+nasinya, dua gelas es teh manis serta sebuah piring+mangkok kosong. Semua heran melihatnya. Bahkan beberapa dari pegawai iba melihatnya dan mendatangi mereka kemudian menawarkan satu mangkok sop lagi gratis. Tetapi mereka menolaknya dengan isyarat. Ketika sang suami makan, sang istri hanya tersenyum menatap suaminya yang menyantap sop itu dengan lahap. Pegawai itu pun mulai gelisah dan merasa iba dengan pasangan ini sehingga ia menghampiri pasangan ini lagi dengan rasa penasaran dan bertanya " Ibu, saya melihat ibu hanya menunggu bapak makan sementara ibu sendiri tidak makan. Kalo boleh tau apa yang ibu tunggu?" Dengan tersenyum istri pun menjawab "Yang saya tunggu adalah gigi, sementara ini masih di pakai bapak."
Pasangan suami istri ini pun mengikuti antrian untuk memesan sop buntut. Mereka memesan satu porsi sop buntut+nasinya, dua gelas es teh manis serta sebuah piring+mangkok kosong. Semua heran melihatnya. Bahkan beberapa dari pegawai iba melihatnya dan mendatangi mereka kemudian menawarkan satu mangkok sop lagi gratis. Tetapi mereka menolaknya dengan isyarat. Ketika sang suami makan, sang istri hanya tersenyum menatap suaminya yang menyantap sop itu dengan lahap. Pegawai itu pun mulai gelisah dan merasa iba dengan pasangan ini sehingga ia menghampiri pasangan ini lagi dengan rasa penasaran dan bertanya " Ibu, saya melihat ibu hanya menunggu bapak makan sementara ibu sendiri tidak makan. Kalo boleh tau apa yang ibu tunggu?" Dengan tersenyum istri pun menjawab "Yang saya tunggu adalah gigi, sementara ini masih di pakai bapak."
"CIUMAN SANG IBU"
Bernie Siegel baru saja meneliti tentang 'khasiat' ciuman seorang istri bagi suaminya maupun seorang ibu bagi anaknya. Sampel diambil dari 2 kelompok keluarga, kelompok pertama adalah para suami yang berangkat ke kantor dengan terlebih dahulu dicium oleh sang istri sedangkan kelompok kedua adalah para suami yang berangkat ke kantor tanpa dicium oleh sang istri terlebih dahulu. Hasilnya kelompok pertama memiliki resiko rendah untuk mengalami kecelakaan dijalan dibandingkan dengan kelompok kedua. Kualitas dan antusias bekerjapun mengalami perbedaan yang signifikan. Begitu juga yang terjadi pada anak-anak yang sebelum berangkat sekolah mendapatkan ciuman terlebih dahulu dari ibunya. Kecupan itu dapat meningkatkan prestasi anak disekolah serta dapat meredam kemarahan sehingga tidak berkelahi disekolah. Kecupan seorang istri dan seorang ibu merupakan bukti cinta dan keindahan yang mendalam dan kesetiaan yang teguh tanpa harus terurai dengan kata-kata. Jika ingin tahu bagaimana karakter calon istrimu, lihat dan pelajarilah tingkah laku dan karakter ibunya.
"HARGA WAKTU AYAH"
Andre, seorang anak yang setiap sore selalu mananti kepulangan ayahnya dari kantor untuk sekedar mengajak ayahnya bermain. Suatu sore, sepulang ayahnya bekerja, sang ayah ditanya "Ayah, ayah, kerja di kantor dibayar berapa sih sebulan?" sambil mengernyitkan dahi ayah pun menjawab "ya sekitar 2,5 juta!". "Kalau sehari jadinya berapa yah?" sela Andre. Ayah mulai bingung, "100 ribu, ada apa sih? kok tanyain gaji ayah segala?!". Andre terus saja melontarkan pertanyaannya "Kalau setengah hari berarti 50 ribu dong?". "Iya, memang kenapa?" sahut ayah jengkel. Si anak dengan mantap mengajukan permohonan, "Gini yah, tolong tambahin dong tabungan Andre 5 ribu aja yah. Soalnya Andre udah punya tabungan 45 ribu. Rencananya Andre mau beli ayah setengah hari aja supaya kita bisa pergi mancing bersama." Ketika anak masih kecil, sebagian orang tua (ayah) jarang mendengarkan mereka. setelah mereka besar, mereka pun jarang mendengarkan orangtuanya. Inilah awal mulanya 'kenakalan remaja' yang secara tidak sadar di kontribusikan terlebih dahulu oleh kenalan orangtuanya yang telah berselingkuh dengan 'Si Pencuri Waktu'.
"HUKUMAN"
Ini kisah sepasang suami istri yang bekerja meninggalkan anaknya bernama 'Ita' usia 3 tahun dengan pembantunya dirumah. Namanya juga anak kecil yang suka mengeksplorasikan hal-hal yang ia sukai, begitu juga dengan Ita. Anak ini sedang menggambar-gambar dipasir halaman depan sedangkan pembantunya sedang menjemur baju didekat garasi. Puas dengan mencoret-coret tanah dengan lidi, ia pun menemukan sebuah paku dan mencoret-coret mobil baru ayahnya yang berada di garasi. Begitu ayahnya pulang, dengan bangga Ita menunjukkan gambarnya itu kepada sang ayah. Bukan pujian yang didapat, melainkan kemarahan yang sangat besar. Pembantunya pun dimarahi karena dianggap tidak bisa merawat Ita dengan benar, sedangkan Ita dihukum dengan pukulan pada tangannya menggunakan berbagai macam alat yang ada ditempat saat itu. Tujuannya demi mendisiplinkan anak dan ibu pun hanya diam seolah-olah mendukung perbuatan suaminya terhadap anaknya. "Ampun bah! Bah, sakit..sakit..ampun!" jerit Ita dengan rasa sakit ditangannya. Puas menghajar anaknya, si ayah menyuruh pembantu untuk membawa Ita kekamarnya. Keesokan harinya tangan Ita menjadi bengkak dan memerah, dan ketika dilaporkan ke ibunya "Oleskan obat saja." Kemudian Ita demam yang semakin lama semakin tinggi, kata ibunya "kasih obat penurun panas saja." sementara kedua orangtua itu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Singkat cerita, Ita pun akhirnya dibawa ke RS dan kata dokter tangannya harus diamputasi agar infeksinya tidak menjalar ke organ yg lain. Ketika Ita terbangun dari istirahatnya, ia kaget dengan perban yang ada di kedua tangannya dan kaget melihat orangtuanya dengan linangan airmata berdiri disamping tempat tidurnya. Saat itu juga Ita langsung meminta maaf "Abah, mama..Ita tidak akan mengulanginya lagi. Ita sayang Abah, sayang mama juga sayang bibi. Ita minta ampun udah nyoret-nyoret mobil abah" si ibu dan ayah semakin menangis mendengar kata-kata itu. "Bah, sekarang tolong kembalikan tangan Ita, untuk apa di ambil? Ita janji ga akan melakukannya lagi. Bagaimana kalau nanti Ita mau main sama temen-temen. Abah,,mama..tolong kembaliin tangan Ita, Ita mau nyalamin abah, mama, bibi buat minta maaf." Penyesalan dari kedua orang tua Ita sudah tidak ada guna,,nasi telah menjadi bubur.
"RUMAH"
Suatu hari, Sephine bersama teman sekelasnya di Taman Kanak-Kanak di minta oleh gurunya untuk membuat gambar keluarga. Setiap anak pun mulai menggambar dan gambar dikumpulkan dan dinilai. Hasilnya, Sephine mendapat pujian yang luar biasa. Gambar yang dibuatnya mendapat nilai dan tanda bintang serta sebatang coklat dari gurunya. Sephine senang sekali, setibanya di rumah, ia pun buru-buru menunjukkan karya seninya kepada sang ibu. Malam harinya, Sephine menunggu kepulangan ayahnya. Begitu pintu diketuk dan namanya dipanggil, Sephine langsung berteriak "Papa, Sephine punya gambar bagus tentang rumah Sephine dan coklat dari ibu guru." Si ayah pun kaget, tetapi ikut senang dan mulai menanyakan apa yang digambar oleh anaknya. Mulailah Sephine bercerita " Ini rumah kita pa, ini mama, yang ini pohon yan ini adik dan bibi, bagus kan?" si ayah mulai mengernyitkan dahi sambil bertanya "Lho, dalam gambar itu, papa nya mana?" dengan enteng Saphine menjawab "Papa kan jarang dirumah". Home sweet Home!
Masih banyak lagi kisah-kisah yang buat kita jadi termotivasi dan dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya..
Intinya jangan pernah mengabaikan keluarga kita..
Karena tujuan hidup kita selain mancari ridha Allah kita juga harus membangun serta mebina keluarga kita dengan cinta dan kasih sayang yang tulus..
Bukan hanya dari sekedar materi..
Sebuah puisi indah:
"Bukan titik yang menyebabkan tinta, melainkan tinta yang menyebabkan titik. Bukan cantik yang menyebabkan cinta, melainkan cinta yang menyebabkan cantik" #eaaaaaa! :))
=Improve Your Quality of Life=
Masih banyak lagi kisah-kisah yang buat kita jadi termotivasi dan dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya..
Intinya jangan pernah mengabaikan keluarga kita..
Karena tujuan hidup kita selain mancari ridha Allah kita juga harus membangun serta mebina keluarga kita dengan cinta dan kasih sayang yang tulus..
Bukan hanya dari sekedar materi..
Sebuah puisi indah:
"Bukan titik yang menyebabkan tinta, melainkan tinta yang menyebabkan titik. Bukan cantik yang menyebabkan cinta, melainkan cinta yang menyebabkan cantik" #eaaaaaa! :))
=Improve Your Quality of Life=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar